Postingan

Menampilkan postingan dengan label Lounge

Satu Keputusan

             Awalnya saya pikir, setelah mengambil satu keputusan maka semuanya akan selesai. Namun ternyata saya keliru. Karena pada kenyataannya muncul banyak konsekuensi, salah satunya adalah rasa heran dari beberapa orang  atas apa yang saya putuskan. Memang, segala sesuatu yang terdengar asing dan tidak biasa seringkali menarik perhatian, dan bentuk perhatian mereka biasanya berupa tanggapan. Lalu yang namanya tanggapan tentu saja sangatlah subjektif, tergantung dari sudut pandang mana mereka menilainya. Bisa saja tanggapan yang mereka berikan bersifat positif , namun tidak jarang justru tanggapan negatif  yang mereka berikan . Tanggapan tersebut juga dapat bersi f at membangun atau justru malah meruntuhkan. Menurut saya hal tersebut wajar dan maklum.      “Aku tidak yakin bisa melakukan apa yang kamu lakukan. Itu jauh di luar logika ku berfikir. Demi untuk sesuatu yang tidak akan kamu miliki sekarang, kamu berani me...

Segelas Gerimis

Ruang kerja , Januari 2015 Masih ada gerimis yang setia di luar jendela, rintik lembut membasahi daun-daun. Kaca jendela mengembun oleh beda suhu antara dua ruang. Satu persatu tetes jatuh mengenainya, mengalir pelan. Semakin lama dipandang, fokus semakin kabur oleh "mesin waktu" yang menyusup ke dalam bawah sadar, membawa saya menuju masa dan ruang  yang telah lama berlalu.  ***      Dua gelas teh hangat tersaji di atas meja persegi kecil. Aroma harum melati keluar bersama uap membentuk lekuk, memecah petrichor hujan di luar jendela. Dua orang duduk di kursinya masing-masing, menghadap ke arah yang sama. Dingin tersamarkan oleh hangatnya perbincangan yang sudah dimulai sedari tadi. Obrolan ringan mengenai segala hal, tentang kegiatan seharian tadi, tentang orang-orang yang baru dikenal, hingga masuk pada ranah agama. Tidak ada topik khusus yang memagari pada setiap perbincangan, begitu bebas dan terbuka, saling bertukar pengalaman dan pemahaman. ...

di Dua Puluh Tiga

Gambar
      Hari ini, tepat 23 tahun keberadaan saya di dunia. Sejatinya waktu yang masih terlalu singkat untuk mengetahui hakikat keberadaan saya, sekaligus waktu yang terlalu lama untuk memulai segalanya. Itu artinya, di usia saya yang sekarang ini sudah semestinya saya sedang getol-getolnya mematangkan diri dan mulai serius menyusun masa depan.       Segala hal tentang dunia anak muda, perlahan demi perlahan saya lucuti. Walaupun belum bisa konsisten namun setidaknya ada usaha untuk mulai menuju ke level berikutnya. Membentuk pola berfikir, memperbaiki tindakan, serta lebih arif dalam menghadapi permasalahan adalah pe-er saya selanjutnya.       Sebuah master plan hidup yang telah saya buat bebarapa tahun yang lalu, sekarang ini pun mulai tampak memiliki hasil, sebuah ‘hadiah’ indah dari Yang Kuasa tentunya. Namun sekali lagi, tidak ada pencapaian yang lebih tinggi dari pada rencana itu sendiri. Sehingga, sa...

22 Desember

Gambar
     Seringkali saat-saat di mana saya telah merasa lelah dan siap untuk segera memejamkan mata menuju ke alam bawah sadar, saat itulah semua hal yang terekam memori otak kembali terurai dan muncul ke permukaan, seolah membayang di kelopak mata atas apa yang pernah saya alami sore tadi, siangnya, paginya, atau bahkan hal yang terjadi kemarin. Tentang tadi sore saat tak sabar menunggu selesainya jam kuliah sehingga materi yang disampaikan dosen tak lagi terdengar seksi, tentang tadi siang saat khotib shalat jumat menyampaikan ceramahnya dan saya dengan duduk bersila mendengarkan dengan khidmat, sampai-sampai saking khidmatnya saya mendengarkan materi ceramah, seolah khotib menyampaikan dari dimensi dan alam yang berbeda. Dan benar saja, ternyata pikiran saya lah yang sebenarnya beralih ke dimensi lain, saya tertidur. Namun dari semua cerita feedback tadi, waktu kemarin lah hal paling saya ingat dengan betul. Saat teman saya menyampaikan sebuah pernyataan yang dila...
Gambar
     Ibarat sebuah perjalanan mendaki gunung yang menjulang, segala usaha, doa, pikiran, dan tentunya tenaga akan tercurah demi mencapai satu titik puncak yang diimpikannya. Demikian juga dengan hidup ini, hidup adalah perjalanan panjang lagi mendaki yang dipenuhi dengan kerikil-kerikil tajam untuk mencapai satu titik tujuan. Ya, walaupun dan bagaimana pun, seseorang akan menggunakan caranya masing-masing. Ada banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai puncak tujuan. Banyak pilihan.  Orang berlomba-lomba untuk mencapai puncak lebih awal, dengan anggapan bahwa dengan menjadi yang pertama mencapai puncak adalah sebuah prestasi yang membanggakan. Bukankah begitu yang selalu ada pada benak setiap diri manusia?      Berhentilah sejenak untuk sekedar membasahi kerongkongan, memulihkan tenaga, untuk selanjutnya kembali melajutkan perjalanan. Prestasi bukanlah untuk menjadi yang pertama dari yang lain, bukan menomorsatukan ego dan mengabaikan se...

Jujur?

     Suatu ketika aku pernah di tanya oleh salah seorang teman kuliah. Awalnya kita ngobrol layaknya mahasiswa, mengenai berbagai macam urusan ini itu, matakuliah, tugas, dan organisasi. Sampai pada satu kesempatan dia mengutarakan keluh kesahnya akhir-akhir ini, lingkup perbincangan kami menjadi lebih sempit yaitu mengenai hasil ujian semester ini. Dia mengeluhkan mengenai hasil dari apa yang telah dia perjuangkan selama dua minggu masa ujian akhir semester. Raut wajahnya dihiasi rasa penyesalan dan kesal, sepengetahuanku baru kali ini dia bermuka masam.       Dia mulai bercerita padaku, lebih tepatnya mengeluh. Ada beban dalam diri yang membuatnya merasa malu dengan teman-temannya, dia merasa tidak cukup percaya diri sebagai pengemban organisasi yang sekarang ia pimpin. Hasil ujian akhir semester tidak sesuai harapan, sementara telah banyak yang ia korbankan untuk itu, menambah porsi belajarnya, membeli buku-buku suplement, sampai ia pelajari betul...

Abstraksi Cinta

Gambar
Hari-hariku gelisan tanpa adanya kabar darimu, ( gombal... ) Hatiku gundah tanpa sapaan darimu, ( oh nooo.. . ) Aku merasa kehilangan, ketika sehari saja tak ada pesan masuk darimu, ( pret... ) Karena aku selalu ingin tahu apa yang tengah kau lakukan saat ini juga, ( buseet... ) Aku ingin selalu ada di semua sisi hidupmu, ( ah masa???? ) Saat rayuanku kau tanggapi, aku merasa tak ada keindahan lain selain dari hal tersebut, ( ckckck.. . ) Bahkan aku tak mampu mengendalikan pikiranku, karena setiap detik kau terus saja membayangiku. ( halah... ) Mungkin bagi sebagian orang, akan merasa risih ketika mendengar klausa-klausa cinta seperti di atas, apalagi hal itu di ucapkan oleh seorang laki-laki, alasannya pun cukup beraneka ragam, ada yang bilang comel lah ( cowok melow ), lebay lah, alay lah, dan variabel-variabel sejenisnya. Ada juga yang berlaku sebaliknya, memujinya secara berlebihan. Memang itulah kenyataanya, karena kita makhluk so...

Hanya Luapan Rasa

Gambar
Lembaran-lembaran putih tergeletak berserakan di atas karpet hijau kamar. Sementara torehan-torehan toner mesin cetak duplikasi berjejalan memenuhi halamannya. Berbagai jenis font alami seolah membentuk lukisan abstrak tanpa rupa membuat sorot mata yang mulanya tajam kini kian pudar, mengendur, dan sampai pada akhirnya redup. Baris judul yang tercetak tebal di halaman itu tak lagi mampu menggugah semangatnya. Ia lesu dan pucat, raut wajahnya mencirikan seperti orang yang telah meyerah dalam perang. Pasrah dan tak lagi ada daya upaya yang tersisa.  Hatinya mulai resah, beban berat tertancap di pundak. Malam ini ia harus menguasai sedemikian banyak rumus dan hafalan. Namun di lain sisi, memory otak sedang tak bisa melakukan transmisi, jadi bagaimanpun dan dengan cara apapun, bertubi materi tidak mampunnya ia simpan. Kepalanya tertunduk, hela nafasnya menjadi panjang, dan matanya terpejam. Dalam hati ia berucap kepada sang Maha Terang pemberi kemudahan, memohon kelapangan atas h...
Gambar
"Lilik, ini si apa namanya?" "mana?", "ini.", dia menunjukkan sesuatu. "owh, itu flashdisc" "si apa ya, lik? temennya laptop?" "benda buat nyimpen file, iya masih sodara sepupu, kaya Syafa sama Ifah", j awabku agak gak nyambung. "file itu buat apa si, lik?" "buat ngerjain tugas." ku jawab sekenanya saja. Toh ga penting buat dia, pikirku. "tugasnya si dimana?" "ya di dalem...." "ko ga kelihatan?" "$$$$%%%%@@@@", aku tidak tahu mesti beralasan seperti apa lagi. "besok Syafa beliin pesdis di Jogja ya lik..." "flashdisc!!!", jelasku. "pesdis....." "f...f...f....flashhh....disc....." "pesdis!!!!! beliin.....", dia memaksa. "ya besok kalo Syafa udah gede", "aahhh...pokoknya besok beliin yang kaya gitu!!", sekarang ...
AKU INGIN Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada * ahhhh......, luluh aku membacanya..... kalau saja aku asli Jakarta mungkin akan bilang, "gila...tw ga loe, itu gue bangeeettt.....", dengan logat Jakartanya....hhahaha.... (lebay).... Mungkin dulu pas lagi nyiptain ini puisi, pakdhe Sapardi mengalami perasaan yang sama seperti aku sekarang... (dengan sedikit mengharap pakdhe mau menerima alasanku ini, hehe). Entah kenapa sederet puisi tersebut sangat mewakili keberadaanku yang sedikit tertutup ini dalam mengungkapkan perasaannya kepada yang lain (perempuan). "tenanglah nak Afif, pakdhe bersedia mengangkatmu menjadi anak asuh, nak Afif bersedia kan?" "ah yang boneng pakdhe?" "yang boneng siapa maksud nak afif, bukannya boneng sudah tid...

Pesta demokrasi kampus biru

     Layar monitor masih setia menghiburku, kami tepatnya, karena disebelahku masih ada satu orang lagi, Wasrif,  teman  satu jurusan yang sedang main ke kontrakan, sebenarnya tujuan utamanya mengembalikan KTM yang kemarin dia pinjem sebagai syarat pencalonan diri temannya, Fallery (teman satu jurusanku juga) yang maju memperebutkan kursi Ketua BEM Fakultasku. Global TV sedang memutar film bagus, GOAL 2, tentang seorang Santiago Munez yang sedang mewujudkan impiannya di club raksasa Los Blancos , Real Madrid. Kami menikmati dengan seksama, seolah tak igin kehilangan satu fase pun dari alurnya. Sesaat perhatian kami terpecah ketika Chandra (teman satu kontrakan) membuka pintu dan mengucapkan salam, raut mukannya pucat dan tubuhnya lemas mengendur.       Wasrif coba menghiburnya dengan sesekali mencari jawaban atas apa yang telah terjadi padanya. Aku hanya duduk diam, karena sudah tahu jawabannya meskipun tak ada kalimat tanya yang te...