Satu Keputusan

      
      Awalnya saya pikir, setelah mengambil satu keputusan maka semuanya akan selesai. Namun ternyata saya keliru. Karena pada kenyataannya muncul banyak konsekuensi, salah satunya adalah rasa heran dari beberapa orang atas apa yang saya putuskan. Memang, segala sesuatu yang terdengar asing dan tidak biasa seringkali menarik perhatian, dan bentuk perhatian mereka biasanya berupa tanggapan. Lalu yang namanya tanggapan tentu saja sangatlah subjektif, tergantung dari sudut pandang mana mereka menilainya. Bisa saja tanggapan yang mereka berikan bersifat positif, namun tidak jarang justru tanggapan negatif yang mereka berikan. Tanggapan tersebut juga dapat bersifat membangun atau justru malah meruntuhkan. Menurut saya hal tersebut wajar dan maklum.

     “Aku tidak yakin bisa melakukan apa yang kamu lakukan. Itu jauh di luar logika ku berfikir. Demi untuk sesuatu yang tidak akan kamu miliki sekarang, kamu berani menawar? Kamu bisa saja dapatkan sesuatu yang sama bahkan lebih baik, untuk kamu miliki sekarang juga! Kamu tahu? Kamu ini aneh, bermain-main dengan waktu “.

     Saya diam saja, tak ada pembelaan sama sekali. Karena memang sesuatu yang telah menjadi keputusan tidak lagi butuh sebuah pembelaan. Dan satu-satunya alasan kenapa saya melakukan keputusan itu adalah keyakinan. Ya, semua orang bisa saja berkata bahwa sesuatu itu tidak mungkin dan mustahil namun selama keyakinan dalam diri terus menyala, harapan akan selalu ada. Saya hanya ingin memastikan untuk mengawali sesuatu yang akan berlangsung lama melalui jalan yang benar. Benar menurut agama saya, bukan sekedar benar menurut pandangan manusia.


Komentar