“Apa kamu sudah mantap?” “Ya mantap lah...” “Yakin?” “Yakin dong...” Sejujurnya saya masih penasaran dengan keputusannya ketika mendengar jawaban tersebut, jangankan orang lain, orang tuanya sendiri saja merasa tidak yakin dengan apa yang diinginkannya. Namun, dari sekian orang yang mendengar berita tersebut, embahnya lah yang paling uring-uringan. Pasalnya, di mata beliau berdua, dia masihlah anak kecil yang sering merengek minta dibelikan jajan di warung sebelah rumah. Anak kemarin sore yang kencing saja masih belum bisa lurus sudah punya keinginan sebesar itu, pikir saya. Kala itu saya di telpon oleh embah utinya (ibu saya sendiri .red) seminggu sebelum lebaran. Dengan nada agak sedikit gugup beliau bicara ke saya. “Fif, si Syafa...” “Syafa kenapa?” “Tadi siang kan bapak jemput dia di rumahnya, tiba-tiba kok ngomong begini, “mbah, habis lebaran Syafa mau sunat, tapi sunatnya di rumah embah ya?”” “Apa dia serius?”, tanya saya penasaran. “Iya kata
--> Pasar tumpah Cibodas 28 April 2012 06.00 WIB Matahari masih enggan menampakkan sosoknya, mungkin nanti sekitar dua jam lagi dia baru akan muncul di langit Cibodas. Ya, disini jarang sekali terlihat akan indahnya sunrise karena secara topografi wilayah ini berada di balik gunung, selain itu juga karena kabut sering kali menutupi sebagian besar wilayah ini. Di pagi hari seperti ini, warga setempat sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing, para penjual “warung makan” sibuk menyiapkan menu-menu andalan mereka di lemari-lemari kaca, penjual tanaman hias sudah sibuk merapikan tanaman-tanamannya, penjual gorengan sudah sedari tadi sibuk menggoreng adonan tepungnya, penjual sayuran sedang asyik tawar menawar dengan pembelinya, mungkin hanya penjual pakaian yang belum terlihat sibuk membuka lapaknya. Itulah sedikit banyak suasana pagi yang terlihat di daerah ini. Anak-anak berlarian saling berebut mengejar bola plastik di area parkir yan
Aku telah menceritakan banyak hal kepadamu. Tentangku, tentang duniaku, tentang segala macam hal yang aku rasa perlu aku ceritakan. Tak ada harapan lain kecuali agar engkau memahami darimana aku tumbuh dan dibesarkan, bagaimana jalan hidupku sebelum ini, bagaimana aku melakukan kebiasaan-kebiasaan, sehingga engkau mampu menerima keberadaanku. Aku tahu, aku belum melakukan banyak hal, belum membuktikan apapun, sementara di lain sisi engkau harus mempercayakan hidupmu kepadaku, sepenuhnya. Iya, menerima orang asing yang sama sekali belum kita kenal sebelumnya memang sulit, maka aku tidak akan memaksamu. Semuanya butuh waktu, perlu proses panjang untuk mengenal karakter masing-masing. Seperti yang pernah aku katakan padamu, memahami karakter seseorang adalah sebuah proses belajar sepanjang waktu. Maka janganlah lelah untuk terus belajar. Aku masih ingat dan akan terus mengingatnya, saat pertama kali aku datang menemuimu, rasanya aneh dan kadang menyisakan pertanyaan,
fif gw mau follow blog lw kga bisa dah.. -___- ajarin blog dong fif.. haha
BalasHapussekarang udah bisa rin, kemarin emang gak aku appear.
BalasHapusbelajar autodidak rin, serching2 kn banyak tuh.
yang penting kan isinya...
syukron buat kisah2nya bang roni, setidaknya pantas untuk mem-bokmark-nya,menjdikannya pengisi malam sampai terpejam.
BalasHapuswaiyakum om,
BalasHapussaya hanya menulis apa yang ingin saya tulis,
syukur tulisan saya bisa bermanfaat untuk yg lain.