"Lilik, ini si apa namanya?"
"mana?",
"ini.", dia menunjukkan sesuatu.
"owh, itu flashdisc"
"si apa ya, lik? temennya laptop?"
"benda buat nyimpen file, iya masih sodara sepupu, kaya Syafa sama Ifah", jawabku agak gak nyambung.
"file itu buat apa si, lik?"
"buat ngerjain tugas." ku jawab sekenanya saja. Toh ga penting buat dia, pikirku.
"tugasnya si dimana?"
"ya di dalem...."
"ko ga kelihatan?"
"$$$$%%%%@@@@", aku tidak tahu mesti beralasan seperti apa lagi.
"besok Syafa beliin pesdis di Jogja ya lik..."
"flashdisc!!!", jelasku.
"pesdis....."
"f...f...f....flashhh....disc....."
"pesdis!!!!! beliin.....", dia memaksa.
"ya besok kalo Syafa udah gede",
"aahhh...pokoknya besok beliin yang kaya gitu!!", sekarang dia merengek.
"hmmm, iya iya besok ya...he...", dengan senyum kecut aku terpaksa mengiyakan permintaannya.
***
Ah, dasar anak kecil. Selalu pengin tahu macem-macem, minta dijelasin macem-macem, dan ujung-ujungnnya minta dibeliin, ngomong dulu yang bener deh, biar ga ambigu......(emosi). Mau njelasin bagaimanapun caranya sampai bibir kemeng ga bakalan mau nerima. Kalo tetep keukeuh dengan aksi penolakan, dia pun melakukan aksi balasan, NANGIS..... Kalo udan nangis mau ga mau kita harus mengiyakan dengan terpaksa ikhlas. Huhuhuhuhu..... Kadang malu juga sama tetangga kalau ketahuan bikin anak kecil nangis, dikirannya ga becus momong. Jadi, aku berusaha main aman dengan menuruti apa maunya. Syukur-syukur dia sadar alangkah baiknya aku ini.....hehehehe....
Itu baru satu dari 5 keponakanku. Bayangkan kalau lima-limanya merengek minta benda yang sama. Bisa dihitung sendiri berapa duit yang keluar dari kantong, dan bisa dibayangkan bagaimana ekspresi wajahku meladeni mereka semua. Inilah nasib anak bungsu,pikirku. Kadang punya pikiran pengen cepet-cepet nikah biar ga banyak tuntutan lagi dari keponakan. hehehe... (rencana yang tidak baik. jangan ditiru....). Tapi aku bersyukur punya keponakan seperti mereka, meskipun kadang menjengkelkan tapi merekalah yang selalu meramaikan kesepianku ketika di rumah, akupun bisa memaklumi karena mereka masih kecil. Memperhatikan tingkah mereka, kadang aku berpikir, apa dulu aku juga semenyebalkan itu? mungkin lebih....karena banyak saksi hidup yang mengatakan kalau aku dulu sangat menyebalkan. hohoho.....
***
![]() |
Syafa & Zahra |
Sekarang, hampir 2 bulan aku tidak lagi bertemu mereka, bermain-main sampai puas, bercanda konyol, jalan-jalan sore muter kota Gombong, membelikan barang permintaanya, atau sekedar mengajaknya bercerita. Ingin sekali pulang ke Gombong, tapi setiap akhir pekan ada saja kegiatan yang harus diikuti, memaksaku memendam dalam-dalam keinginan untuk pulang, mengobati kerinduan dengan orang tua dan keponakan. Sebelum Ujian Akhir Semester tiba rencanaku aku akan pulang, karena ada kesempatan libur satu minggu untuk minggu tenang. Namun, belum selesai rencanaku, pemberitahuan kegiatan kampus aku terima lewat ponselku. Dan, gagal maning - gagal maning sooonn sooonn...
Komentar
Posting Komentar
Boleh berkomentar... :)