Pengabdian 50 hari (part 2)
Sebenarnya postingan ini aku tulis beberapa minggu yang lalu saat masih berada di tempat KKN, menjelang penarikan dari lokasi. Tapi karena beberapa hal yang menjadikan alasan, aku baru posting sekarang.
Kanigoro, 23 Agustus 2011
00.15 WIB
Meja lipat kecil, segelas kopi susu yang hampir habis, sebuah notebook beraksen putih pinjaman dari salah seorang teman, dan lantunan lagu sendu dari Evi Tamala menemaniku malam ini. Sementara dari balik kamar masih terdengar suara riuh riah game Crash Bandicoot dari laptop salah seorang teman, hanya dia yang masih setia meramaikan malam ini bersamaku sementara yang lainnya sudah lelap dalam tidur. Awalnya memang niat ku akan mengerjakan Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK), karena memang sudah dikejar deadline dan besok semua bentuk laporan sudah harus dikumpulkan. Berbeda dengan teman-teman lain yang sudah kelar lebih awal, aku memilih untuk “keri-kerian”, selain karena aku orangnya mepet kalau mengerjakan tugas, juga fasilitas yang aku miliki terbatas, jadi aku terima pinjam saja. Hehe. (Mudah-mudahan yang ngasih pinjaman ikhlas).
laga persahabatan pemuda kanigoro vs team KKN |
Yap, sudah hampir 2 bulan aku numpang tidur di rumah orang, awalnya memang masih belum kerasan, namun aku mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada, sampai pada akhirnya aku dapat menemukan kenyamanan tinggal di rumah orang. Dua bulan bisa dikatakan waktu yang tak lama. Selama tenggang waktu itu, aku banyak mendapat pengalaman, pelajaran, dan tentunya cerita. KKN ternyata tidak sekedar merencanakan program, menjalankan, dan setelah selesai lalu kemudian pulang. Disini aku banyak belajar bagaimana aku hidup berdampingan dengan masyarakat, bagaimana aku dituntut untuk bisa survive di tempat yang bisa dibilang terpencil, bagaimana aku harus bisa menjaga sikap ketika hidup di tempat orang lain, bagaimana aku bekerja secara team melaksanakan planing-planing yang sudah ada, serta bagaimana aku peka terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. Semua bekal ilmu yang kita dapati di bangku kuliah sedapat mungkin digunakan demi kepentingan bersama, jadi bisa dikatakan di sinilah (KKN.red) momentum bagi kita untuk mengaplikasikan ilmu langsung kepada masyarakat.
Selain beberapa hal tadi yang menuntut aku harus berperan laiknya makhluk sosial, disini aku juga belajar tentang makna kekeluargaan. Ya, keluarga. Persamaan nasib, tujuan, dan mengenal pribadi masing-masing secara lebih dekat, menjadikan aku merasa telah memiliki keluarga baru. Terlebih terhadap bapak dan ibu dukuh yang begitu baik mau menerima keberadaan aku dan teman-teman disini. Sikap dan perilaku beliau yang menganggap kami bukan lagi sebagai orang lain, melainkan sudah seperti teman atau anak kandung mereka sendiri, membuat kami semua semakin kuat kekeluargaannya. Disini, aku sendiri merasa sudah menjadi bagian dari keluarga mereka. Dan tentang anak pak dukuh, Iska, entah kenapa yang aku sendiri juga tidak tahu, dia sangat dekat denganku, sampai-sampai teman-teman menganggap aku sebagai kakaknya. Namun yang aku tahu, aku hanya melakukan apa yang menurutku baik untuk dia. Anaknya baik, tidak macam-macam, dan hal yang paling aku senangi adalah ketika mendapatkan pertanyaan-pertanyaan mulai dari yang serius sampai yang aneh-aneh. Setingkat anak SD kelas 4 bagiku dia berbeda dengan yang lain, selain ingin tahu banyak sekali hal, dia juga selalu ingin bisa melakukan apa yang orang lain bisa lakukan.
Ada lagi selain iska, seorang anak perempuan yang masih duduk di kelas 1 SD. Saat itu, ketika aku sedang keliling - keliling rumah pak dukuh, tiba- tiba ada anak kecil dengan rambut sebahu yang terurai semi keriting menghampiriku, dia tersenyum-senyum centil sambil terus memperhatikan gerakku. Lantas aku mengajaknya berkenalan, menanyakan nama dan rumahnya dimana, tapi hanya jawaban nihil yang aku dapatkan dan hanya senyuman yang dia berikan, terakhir aku baru tahu alasanya kenapa dia hanya tersenyum-senyum saja dan tidak menjawab pertanyaan perkenalanku tadi, ternyata dia merasa malu karena giginya ompong. haha. Selang beberapa waktu setelah aku mencoba bersikap hangat, baru dia mulai terbuka denganku. Anak itu bernama Melda, yap Amelda lebih lengkapnya. Sebuah nama yang cukup modern dan telah menggugurkan pikiran su'udzonku tentang wilayah terpencil seperti Kanigoro. Rasa penasaranku dengan anak kecil ini mulai terpecahkan seiring perjalanan waktu aku di sini, bahwa ternyata dia adalah masih kerabat dengan dengan pak dukuh, bahwa dia adalah seorang anak yang tak kalah pintar dengan anak-anak seumurannya di kota yang notabene lebih maju dari segi pendidikan, bahwa dia adalah anak yang memiliki keberanian mental luar biasa yaitu pada saat dia menjadi peserta lomba menyanyi paling muda dalam rangka HUT RI dimana para pesertanya mayoritas adalah para remaja. Banyak sekali kenangan-kenanganku bersama dia, mulai dari aku diminta untuk mengajari menyanyi lagu "Indonesia Raya" dan "Berkibarlah Benderaku" untuk mengikuti lomba HUT RI yang telah disebutkan tadi, padahal aku sendiri merasa lebih baik menolak secara baik-baik dari pada harus menyanyi. :D Namun, melihat keseriusannya aku pun luluh dan mencoba mengajari, tentunya dengan kemampuan sebisanya. Dan satu hal yang cukup membuatku berat hati, ketika dia memintaku untuk mengajarinya bersepeda, aku sudah harus bersiap-siap meninggalkan lokasi KKN sebelum dia berhasil naik sepedanya sendiri.
mengajar TPA bareng Udin, Afa, dan Mas Nuril |
menyambut HUT Bantul ke 180, bergaya "Wani Piro?" |
program pengangkatan air, salah satu program utama |
Dari pengalaman selama kurang lebih 2 bulan berada di tempat KKN, aku mengambil beberapa pelajaran yang mungkin tidak aku temukan ketika di kampus.
Pertama, bahwa manusia dapat saja melakukan perencanaan yang sangat matang, tetapi semua itu hanya Allah-lah yang berhak menentukan. Jauh-jauh hari sebelum kita terjun ke lapangan, segala macam telah kita persiapkan. Segala macam program yang nantinya akan kita laksanakan di lapangan telah kita rencanakan sangat matang, time-line hingga rundown acara telah tertulis rapi dan bayangan tentang pelaksanaannya pun telah tergambar jelas di pikiran kita masing-masing. Namun, ketika kami terjun di lapangan, kami mulai menemukan kesulitan-kesulitan, hambatan-bambatan, dan rintangan- rintangan. Awalnya kami sempat pesimis bahwa program ini akan gagal dan tidak mengenai sasaran namun berkat kegigihan dan kerja keras serta doa akhirnya kami semua dapat mengatasi permasalahan tersebut. Di akhir periode, kami berhasil mengangkat air untuk warga.
Kedua, bahwa adaptasi terhadap lingkungan yang baru menjadi faktor penting keberhasilan kita. Dua bulan tinggal di rumah warga, jika kita tidak pandai beradaptasi itu akan menjadi beban buat kita. Siapapun kita dan berasal dari kalangan manapun kita. Pengalaman ini telah kami alami selama KKN, salah seorang teman kami terpaksa harus meninggalkan lokasi sebelum penarikan, singkat cerita dia tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada.
Ketiga, bahwa pada dasarnya jika kita menghormati orang lain maka kita akan jauh lebih dihormati. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru saja dirasa belum cukup, meskipun kami hidup berdampingan langsung dengan warga yang berbeda tradisi tetapi kami selalu berusaha untuk menghormati setiap warga. Menyapa ketika bertemu di jalan, tetap menjaga "unggah-ungguh", serta menghormati apa yang menjadi kearifan lokal mereka menjadi modal terpenting untuk kami dalam bermasyarakat. Beruntung, kami selalu mendapat nasehat dari Pak dukuh terkait masalah ini.
Terakhir, dalam bekerja secara team seharusnya kita menghilangkan sikap individual dan arogansi. Hal itu menentukan keberhasilan kita dalam menjalankan setiap kegiatan. Itu yang terpenting.
Sekarang 2 hari menjelang penarikan KKN, dan kenapa setiap ada pertemuan selalu diakhiri dengan perpisahan.....
Special thanks to Kanigoro :))
![]() |
hanya waktu lah yang memisahkan kami... |
Wah serunya KKNnya (>o<)/
BalasHapus*mupeng
apip muncul lagiiiiii... :D
BalasHapushehehe. lama gak baca tulisanmu pip...
sekarang cuma manggut2 baca tulisan yang ini..
yaa..yaa,,yaa...
sharing yg bagus buat KKN-ku taun depan ;P
chici : iya ci, seru bgt pkkNa... ayo yg blm KKN, segera KKN... :)
BalasHapusmarul : iya rul, muncul-ilang-muncul-ilang rul... sip, goodluck bwt KKNnya ya... :D