1st day in Ramadhan 1432 H

     Hari ini hari pertama bulan Ramadhan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, seluruh umat Islam menjalani puasa selama satu bulan penuh, mengalihkan kesibukan-kesibukan duniawi untuk pendekatan diri kepada Sang Khalik, selama satu hari umat Islam dituntut untuk menjaga diri tidak hanya sekedar menahan lapar, namun sejatinya adalah untuk menahan hawa nafsu. Ada keunikan tersendiri (menurutku.red) di bulan Ramadhan kali ini, pertama tanggal 1 Ramadhan tepat berbarengan dengan tanggal 1 Agustus, yang kedua HUT RI berada pada bulan Ramadhan, hal ini membawa ingatanku kepada pelajaran sejarah di waktu SD dulu, yap, tentang proklamasi kemerdekan negara kita yang dulu juga berbarengan dengan bulan Ramadhan dimana umat Islam sedang menjalani puasa.

     Yang tak kalah uniknya adalah pengalamanku di bulan Ramadhan 1432 H ini. Hari pertama bulan Ramadhan aku berada di tempat KKN, sebuah wilayah terpencil di perbatasan kabupaten Bantul dan Gunung Kidul, Kanigoro. Malam sebelumnya mengikuti shalat Tarawih di masjid terdekat, meskipun menyandang predikat sebagai masjid terdekat dari pondokan (rumah pak dukuh.red) namun aku harus naik turun perbukitan dengan kondisi jalan “rumit” jika tidak ingin disebut rusak. Belum sampai di situ saja, sepulang dari Tarawih aku bersama 7 teman lainnya harus menghadiri arisan pemuda. Baiklah, mau tidak mau aku harus menyiapkan bahan obrolan bersama warga walaupun dengan kondisi tubuh yang “seadanya” karena tenaga sudah terkuras untuk outbond bersama anak-anak TPA pagi harinya. Jam 23.00 kami baru keluar dari tempat pertemuan, dengan mata yang tinggal 5 watt kami beranjak kembali ke pondokan. 
aku dan iska, yang penting gaya!



03.00 WIBK (Waktu Indonesia Bagian Kanigoro)

     Masakan bu dukuh sudah tersedia di meja makan saat aku berjalan untuk mencuci muka dengan nyawa yang belum kembali sepenuhnya. Sementara ana pak dukuh sudah melahap makan sahurnya setengah perjalanan. Anak kecil ini memang selalu lebih awal dariku untuk masalah bangun, aku mengakui itu. :D
makan bersama
Selepas makan sahur, kami bersiap shalat jamaah di masjid. Jam 5 pagi prosesi peribadatan kelar. Bersama para pemuda Kanigoro kami sempatkan mampir ke Kebun Buah, puncak Agro menjadi tujuan utama kami karena disana kami bisa melihat sunrise, barisan perbukitan terhampar luas dan berakhir di terpian pantai, Parangtritis terlihat jelas dari tempat ini dimana batas darat dan laut membentuk semacam garis cakrawala.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Libur Lebaran dan Moment Hidup Syafa

Kamu, Petrichor Itu