Abstraksi Cinta
Hari-hariku gelisan tanpa adanya kabar darimu, ( gombal... )
Hatiku gundah tanpa sapaan darimu, ( oh nooo... )
Aku merasa kehilangan, ketika sehari saja tak ada pesan masuk darimu, ( pret... )
Karena aku selalu ingin tahu apa yang tengah kau lakukan saat ini juga, ( buseet... )
Aku ingin selalu ada di semua sisi hidupmu, ( ah masa???? )
Saat rayuanku kau tanggapi, aku merasa tak ada keindahan lain selain dari hal tersebut, ( ckckck... )
Bahkan aku tak mampu mengendalikan pikiranku, karena setiap detik kau terus saja membayangiku. ( halah... )
Mungkin bagi sebagian orang, akan merasa risih ketika mendengar klausa-klausa cinta seperti di atas, apalagi hal itu di ucapkan oleh seorang laki-laki, alasannya pun cukup beraneka ragam, ada yang bilang comel lah ( cowok melow ), lebay lah, alay lah, dan variabel-variabel sejenisnya. Ada juga yang berlaku sebaliknya, memujinya secara berlebihan. Memang itulah kenyataanya, karena kita makhluk sosial jadi siapapun berhak untuk menilainya.
Terlepas dari dua arus yang berlawanan tersebut, aku coba mengambil jalan tengah, bukan berarti aku ini orang yang plin-plan atau pun tak punya pendirian, karena menurut ku setiap orang pasti pernah merasakan gita-gita cinta ( bukan gita gutawa lho ya.... ), meskipun apa yang mereka rasakan, alami, dan jalani tidak semuanya tertuang secara tersurat. Dan tentu tanpa menggaristebalkan adanya perbedaan gender, karena cinta tak mengenal jenis kelamin. Tuhan begitu pengasihnya sehingga kepada siapapun makhluk ciptaanya Dia anugrahi rasa cinta. Dia pun tak membatasi batas usia makhlukNya.
Cinta mendatangkan sebuah keindahan jika kita mampu merasakan kehadirannya. Segalanya lebur lenyap dalam naungan cinta, karena cinta merupakan urusan ruhiah yang hanya bisa di rasakan di dalam hati masing-masing orang. Kehadirannya pun tak ada yang mampu menduga, dalam kenyamanan kita bisa merasakan cinta, dalam kedekatan kita bisa merasakan cinta. Dia pun datang kepada siapapun dimanapun, di jalan, di rumah, di sudut kamar, di kampus, bahkan cinta mampu menembus ruang dan waktu.
Sedikit aku cuplikan syair tentang cinta:
Namun terkadang, perjalanannya tak semulus yang kita bayangkan. Ketika sampai di atas jalan yang berkerikil maka segalanya bisa goyah, kekecewaan, ketidak percayaan, kecurigaan, serta yang lainya muncul saat itu juga. Disaat-saat genting seperti inilah konsistensi kita di uji. Dan masing-masing orang memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikannya. Dan anehnya, menurutku ( setelah melakukan beberapa pengamatan secara komprehensif, halah... ) justru orang mampu mengeluarkan masterpiece terhebatnya ketika berada pada kondisi yang demikian. Hematku, ( setelah melakukan analisis komplikatif edukatif demokratif, haaasssttt apa pula itu, sabodo teuing... ) hal ini merupakan hal paling masyhur ( bukan mansur, mansur mah tetangga sebelah rumah ) dalam mengurai benang-benang kusut yang membelit.
Cinta mendatangkan sebuah keindahan jika kita mampu merasakan kehadirannya. Segalanya lebur lenyap dalam naungan cinta, karena cinta merupakan urusan ruhiah yang hanya bisa di rasakan di dalam hati masing-masing orang. Kehadirannya pun tak ada yang mampu menduga, dalam kenyamanan kita bisa merasakan cinta, dalam kedekatan kita bisa merasakan cinta. Dia pun datang kepada siapapun dimanapun, di jalan, di rumah, di sudut kamar, di kampus, bahkan cinta mampu menembus ruang dan waktu.
Sedikit aku cuplikan syair tentang cinta:
Inilah cinta, membumbung ke langit,
setiap saat mengoyak seratus cadar,
mula-mula, mengingkari hidup,
akhirnya, melangkah tanpa kaki,
menganggap dunia ini tak tampak,
menganggap sepi semua yang muncul di benak,
Namun terkadang, perjalanannya tak semulus yang kita bayangkan. Ketika sampai di atas jalan yang berkerikil maka segalanya bisa goyah, kekecewaan, ketidak percayaan, kecurigaan, serta yang lainya muncul saat itu juga. Disaat-saat genting seperti inilah konsistensi kita di uji. Dan masing-masing orang memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikannya. Dan anehnya, menurutku ( setelah melakukan beberapa pengamatan secara komprehensif, halah... ) justru orang mampu mengeluarkan masterpiece terhebatnya ketika berada pada kondisi yang demikian. Hematku, ( setelah melakukan analisis komplikatif edukatif demokratif, haaasssttt apa pula itu, sabodo teuing... ) hal ini merupakan hal paling masyhur ( bukan mansur, mansur mah tetangga sebelah rumah ) dalam mengurai benang-benang kusut yang membelit.
Menyoali urusan berabe di atas, aku akan sedikit memberi tanggapan, namun kali ini akan ku kemas dalam bentuk percakapan agar terasa lebih santai. cekicodot!!!
Suatu ketika kami tengah duduk-duduk santai di beranda rumah kontrakan, sembari melepas lelah sehabis kuliah. Memandang lepas ke langit luas, lalu menghela napas.
(A: aku T: temanku)
T: apip, kamu pernah ga sih sakit hati?
A: sakit hati? ummhhh..( mikir lama dulu )..... tentunya pernah, emang kenapa?
T: kapan kamu merasakan sakit hati?
A: sejak aku jatuh hati.
T: trus kenapa kamu bisa sakit hati?
A: mungkin itu bentuk kekecewaanku, sebuah implementasi dari perasaan yang (merasa) tidak mendapat keadilan.
T: pernah ga sih kamu merasa cemburu?
A: ya pernah.
T: kenapa kamu cemburu?
A: karena aku peduli.
T: trus sikapmu gimana waktu kamu merasa cemburu?
A: diam aja.
T: cuma diam?
A: iya, karena aku tak cukup punya hak untuk mengatur kehidupannya.
T: tapi kan kamu bisa bilang langsung, jangan cuma diam....
A: semua orang juga pasti bakal menasehati seperti itu, tapi aku lebih merasa nyaman dengan hanya diam.
T: apa segala bentuk permasalah ini mempengaruhi kehidupanmu??
A: tentunya iya, jadi pikiran, di rumah, di jalan, di kampus....
T: kalo di kampus brati mengganggu kulaihmu donk?
A: sedikit....
T: emang kalo di kampus kamu biasanya ngapain?
A: corat-coret kertas binder sampai aku merasa lega.
T: wah, brati buku bindermu penuh coretan donk?
A: ya begitulah kira-kira.....
T: ahahaha, mana coba aku liat pip?
A: liat aja sendiri, bukunya ada di dalem tas.
Dan saat temanku membukanya, dia menemukan ini:
![]() |
Abstraksi wajah pak dosen |
Sebenarnya kasihan juga pak dosen, malah jadi bahan "amukan" tak bermutu ku. Doakan saja mudah-mudahan beliau ikhlas menerimanya.
Dan ini:
Dan ini:
![]() |
Benang kusut |
Cukup mudah melakukan hal ini, namun konsekuensinya balpoin akan cepat habis.
Yang ini sedikit serius:
![]() |
Sketsa bidadari dengan barisan puisi untuknya. |
A: udah liat kan?
T: ya ya ya.... ternyata kamu cukup stress juga ya....
A: tidak begitu parah.... lakukan yang terbaik aja yang menurutmu itu benar, buktinya ga ada yang komplain dengan coretanku kan?
T: iya, tapi kalo dosen sampe tahu, kamu bisa mati kutu.
A: enjoy....akan ku hadapi dengan cinca...hahahaha....
Intinya, hadapi segala permasalah dengan berbagai kegiatan yang mampu kita lakukan. Syukur-syukur kita bisa menanggapi suatu masalah menjadi sebuah titik balik untuk melakukan kebaikan. Let's dance together!!! ( lhooo.... )
Let the angels as angels,
Let the angels be angels,
Then you see the beautiful of angels.

paragraf pertama, kata2 gombill...
BalasHapussetuju! masterpiece tercipta saat dalam keadaan kepepet dan kecewa. Embuh karna cinta, embuh karna opo...
bersyukurlah ketika mendapatkan kesempatan untuk sakit hati, ngamuk, kecewa...
karena itu justru bikin kita pinterr dan kreatif...
*haha, ra nyambung
yap, hal2 demikianlh yg mampu membangunkanku saat terjatuh, untuk kmbali mnuju puncak grafik sinusoida...
BalasHapusdimana f(x)=3x^3+9x^2-13x+38
dengan garis asimtot menuju bidang 3.
pertanyaanya: berapa harga cabe d'pasaran saat ini???
( tambah ga nyambung )