Malick Malvin


        Langit sore ini sedikit mendung, gumpalan-gumpalan awal hitam mulai menyebar dari sudut-sudut langit, mengarak beriring dari timur ke barat. Hanya sedikit rona jingga yang terpancar dari celah-celah gumpalan itu, memberikan tanda sebagai pengganti arah waktu. Sembari menanti tiba waktu berbuka puasa aku duduk diberanda, memandangi langit dihadapku, Sejenak berimajinasi dengan rangkaian awan itu, bayanganku menjadikan awan itu berubah seolah memainkan peran dalam riwayatku yang telah berlalu, seseorang yang tidak asing bagiku, tubuh tak lebih besar dariku, sorot matanya tajam diteduhi alis tebal yang hampir menyatu diatasnya. Pada setiap senyumnya selalu ada satu gigi taringnya yang menjuntai menambah kemanisan senyumannya. Ya, dia temanku, tidak salah lagi. Seorang teman yang selalu menemaniku mengisi hari demi hari yang terus berganti, teman yang selalu memberikan kesempatan buatku untuk bisa bercerita. Sedikit aku mencuplik perkataan orang lain tentang arti teman:


Teman adalah seseorang yang menyukaimu,
seseorang dengan siapa kamu dapat menjadi diri sendiri,
seseorang yang menghargai kebaikan2mu,
tidak keberatan dengan kekuranganmu,
dan melihat kelebihan2 dalam dirimu,
 Dengan seorang teman kau dapat berbagi tawa
berbagi rahasia
bertukar pikiran
berbagi kesuksesan maupun kekecewaan
dan macam2 persoalan besar maupun kecil

Seorang teman adalah seseorang yang dapat memahami perasaanmu tanpa kamu ucapkan
seseorang yang dekat denganmu dan selalu memaafkanmu
seseorang yang selalu membesarkan hati dan tidak pernah membuatmu merasa kecil

Teman adalah
seseorang yang membuatmu merasa bahwa dunia ini indah…..



     Nampaknya tak belebihan jika kata-kata tersebut aku gunakan untuk menggambarkannya. Dan tak ada keinginan lain selain selalu ingin terus bersamannya, membangkitkan cita-cita bersama-sama. Namun, pada akhirnya aku tersadar bahwa kita tak selamannya bisa berharap itu akan sempurna, kebersamaan yang kita elu-elukan kini tak lagi berbekas. Waktu dan keadaan lah yang membuat semua itu, tapi kita tak boleh menyalahkan keduannya. Karena masing-masing kita sudah memiliki jalur yang telah ditentukan sebelumnya.

    Pernah suatu ketika kita saling berdebat, membicarakan hal yang menjadi acuan teman-teman yang lain pada waktu itu. tentang "Cinta dan Sahabat", lalu mengartikan keduannya. Beberapa pertanyaan muncul dari masing-masing kita, melemparkan pertannyaan itu untuk dijawab oleh yang lain.
1. Apakah cinta adalah sahabat?
2. Apakah persahabatan wujud cari cinta?
3. Bisakah kita membedakan antara cinta dan sahabat?
4. Setelah terjerumus dalam cinta bisakah kita dapat kembali menjadi sahabat?
5. Dimana kita harus menaruh kepercayaan pada cinta dan sahabat?

    Itulah beberapa pertanyaan yang sampai saat itu kita belum dapat terjawab, hingga pada akhirnya waktu dan keadaan tak lagi menyatakan kebersamaan untuk kita. Dan mungkin, semua tak akan bisa terjawab. Lalu biarlah masing dari kita mencari jawaban sendiri2, sembari mengarungi arus kehidupan dunia makna Cinta dan Sahabat coba ku temukan. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Libur Lebaran dan Moment Hidup Syafa

Kamu, Petrichor Itu