Kelas 2 B


Wah...subhanallah....
kalo liat gambar ini aku jadi ingat masa SMP.
di foto itu aku yg pake topi sedang jongkok. ( cakep kan??? hehehe )
Tidak banyak dari orang2 yang ada di foto itu yang sekarang aku temui, semenjak perpisahan kelas 3 pada tahun 2005 silam. Ada rasa rindu yang terpendam saat memutar kembali memori SMP. Sejak pertama kali kita diterima di SMP yang alhamdulillah cukup difavoritkan di kota kami,SMP N 2 Gombong, sampai dengan masa perpisahan yang berat kami rasakan. Banyak sekali kenangan2 kala itu, baik kenangan pribadi maupun kenangan saat bersama.

      Anak kecil, kurus, hitam dengan sepatu "eagle" kebanggaannya, serta sepeda jengki keluaran tahun `75 yg dirombaknya bak belalang tempur, setiap paginya menyapa mentari di ufuk timur, dengan senyum simpulnya mencoba bertahan dari sengat mentari yang mulai menyerangnya. Lantas, ketika tiba di tempat yg dia tuju, keringat bercucuran dari ujung2 rambut membasahi pipinya.Anak itu adalah aku sendiri.

      Lalu ada lagi, anak bertubuh gempal dengan sepeda mini hijaunya, yang setiap harinya mengisi keceriaan dikala pikiran kita runyam oleh pelajaran2. Dia yang selalu menemaniku saat pulang sekolah, biasanya aku singgah dulu di rumahnya, dijamu dengan air segar dan makanan ringan. Dia adalah sahabat karibku, Aditya Putra Wijaya. Kita mungkin sudah seperti saudara, karena aku kenal baik dengan keluarganya, apalagi ibunya. Bahkan aku merasa diperlakukan seperti anak sendiri oleh beliau.

      Atau, pengalaman yang sulit aku lupakan saat itu, ketika kelas 2. Saat itu aku jadi ketua kelas, ketika pelajaran bahasa inggris aku kena marah habis2an sama bu Tukidjah. Keringat dingin, gemetar, takut bukan kepalang menghampiriku. Aku merasa menjadi terdakwa yang tengah dihakimi di pengadilan tinggi. Salahku karena ga bisa menjaga ketenangan kelas waktu pelajaran kala itu, dan mungkin perlu anda ketahui bahwa bu Tukidjah adalah guru yang paling tidak suka dengan kelas yang berisik.

      Ada lagi saat pagelaran seni & pameran di kelas 3. Kami senang bukan kepalang ketika kami di daulat menjadi pemenangnya. Berkat dukungan dari wali kelas kami (pak Hardi) pula lah kami bisa seperti itu, serta pak Tobing atas bantuan propertinya.

Itulah secuil kenangan indah saat itu, ada secerca harapan dari diriku semoga esok atau entah kapan kita bisa bernostalgia. Mengingat masa indah saat itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Libur Lebaran dan Moment Hidup Syafa

Kamu, Petrichor Itu